BLOKBERITA.COM – Hujan turun sejak sore, membasahi Lapangan Merdeka Medan. Namun rintik itu tak menyurutkan semangat ribuan warga yang datang berbalut jas hujan, payung, dan kehangatan niat suci. Mereka berkumpul dalam satu suara: berzikir dan berdoa menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 Hijriah, Sabtu (12/7/25) malam, yang penuh makna.
Dengan tema “Medan Berzikir dan Berdoa untuk Semua”, peringatan tahun baru Islam tahun ini terasa istimewa. Nuansa spiritual meresap di tengah guyuran hujan. Lantunan ayat suci Al-Qur’an membuka rangkaian acara, menggetarkan hati mereka yang hadir. Sorot lampu panggung membias indah di sela tetesan air yang jatuh dari langit.
Ketua DPRD Kota Medan, Drs. Wong Chun Sen Tarigan, M.Pd.B, tampak hadir di tengah kerumunan warga. Ia duduk bersila bersama para tokoh agama, pejabat pemerintahan, dan unsur Forkopimda lainnya. Di sampingnya, hadir pula Sekda Kota Medan Wiriya Alrahman, serta tokoh-tokoh penting seperti Ketua Al-Washliyah Kota Medan Abdul Hafiz, perwakilan dari Polrestabes dan Brimob Medan, serta Ketua MUI Kota Medan yang mengisahkan kembali nilai-nilai luhur dari Piagam Madinah.
Dalam sambutannya, Wali Kota Medan Rico Waas menegaskan pentingnya kegiatan ini sebagai bagian dari upaya membangun toleransi dan memperkuat nilai-nilai spiritual masyarakat kota Medan.
“Senandung Muharam adalah bagian dari tradisi Kota Medan yang berusaha
menghidupkan nilai-nilai islam dengan cara yang damai dan menyatukan,” ucapnya.
Rico mengutip data Badan Pusat Statistik tahun 2023, yang mencatat bahwa lebih dari 70% penduduk Kota Medan adalah pemeluk agama Islam. Oleh karena itu, peringatan 1 Muharram bukan hanya seremoni keagamaan, tapi menjadi titik tolak mempererat ukhuwah dan menumbuhkan kepedulian sosial.
“Tahun baru islam adalah saat terbaik untuk bertanya pada diri; sudahkan kita memberi makna bagi waktu yang berlalu ? Sudahkah kita menjadi insani yang bermanfaat ?” lanjutnya.
Hujan tetap turun sepanjang acara. Namun tidak ada yang beranjak. Justru dari sana terasa kesakralan. Doa-doa melambung bersama udara dingin yang menyelimuti, menyatu dengan semangat warga Medan yang ingin membangun kota ini dengan nilai-nilai keadaban, kepedulian, dan persaudaraan.
Acara berlangsung hikmat hingga akhir. Tidak ada panggung megah atau sorak sorai. Hanya lantunan doa, zikir, dan hati yang dipenuhi harapan. Tahun baru Islam kali ini bukan sekadar penanda kalender melainkan momentum untuk bersama-sama menyalakan cahaya kebaikan di tengah kota yang terus tumbuh dinamis.
(RS).