BLOKBERITA.COM– Anggota Komisi VII DPR RI, Novita Hardini menekankan pentingnya transformasi digital yang nyata dan menyeluruh bagi lembaga penyiaran publik seperti TVRI, RRI, dan LKBN Antara. Dalam RDP (Rapat Dengar Pendapat) bersama Komisi VII DPR RI, ia menyampaikan apresiasinya atas langkah awal yang dilakukan. Namun, ia juga menyoroti tantangan signifikan dalam pelaksanaannya, mulai dari infrastruktur hingga kualitas sumber daya manusia (SDM).
“Kita semua tahu, transformasi dari analog ke digital adalah kebutuhan mendesak. Saat ini, konsumsi media masyarakat, baik di Indonesia maupun dunia, telah bergeser ke platform media sosial seperti Instagram, X, dan TikTok. Lembaga penyiaran publik harus menyesuaikan diri dengan perubahan ini,” ujar Novita, Kamis (5/12/2024) di Jakarta.
Selain itu, Novita menyoroti bahwa pengaruh influencer dalam menyampaikan informasi sangat besar di era digital. “Kalau Anda punya media yang bisa siaran langsung tapi yang menonton hanya enam orang, itu jadi tidak relevan. Perlu strategi untuk menarik perhatian generasi muda dan publik luas,” tegas Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini.
Ia juga menyoroti kondisi infrastruktur TVRI yang menurut data menurun hingga 90 persen di beberapa area. “Bagaimana masyarakat akan tertarik menonton jika kualitas gambar tidak bersaing dengan televisi swasta? Padahal, konten edukatif TVRI sangat potensial,” tambahnya.
Tak hanya itu, Legislator Dapil Jawa Timur VII ini juga berharap optimalisasi Peran TVRI sebagai penyelenggara multiplexing, yang mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2021 tentang Pos dan Telekomunikasi. Novita menilai bahwa TVRI memiliki peluang besar sebagai penyelenggara program multiplexing. Namun, sukses tidaknya peluang ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan internal.
“Sebelum meminta dukungan anggaran dari pemerintah, TVRI perlu memperbaiki masalah internal, termasuk peningkatan SDM. Transformasi digital tidak cukup hanya menjadi tagline, SDM yang andal dan inovatif harus menjadi prioritas,” katanya.
Novita juga mengajak dan mengapresiasi program TVRI selama pandemi COVID-19 yang menghadirkan tayangan pembelajaran bagi anak-anak, seperti kelas matematika dan program edukasi lainnya.
“Program ini perlu dilanjutkan untuk mengurangi konsumsi anak-anak pada konten media sosial yang tidak memiliki filter usia. TVRI, RRI, dan Antara harus kembali menjadi pilihan utama masyarakat untuk informasi dan edukasi,”pungkasnya.
Dengan catatan dan harapan yang disampaikan, Novita optimistis bahwa transformasi digital yang maksimal dapat menjadikan media publik relevan dan bermanfaat bagi masyarakat luas. “Mari kita fokus dari hulu ke hilir untuk mewujudkan lembaga penyiaran publik yang kuat dan mampu bersaing di era digital,” tandasnya.(RS/**)