Wong Chun Sen Turut dalam Kehangatan Perayaan Ulang Tahun Thai Shang Lau Cin di Pantai Cermin

BLOKBERITA.COM – Suasana damai menyelimuti Vihara Cetiya Go Poh Keng di Dusun VII, Ujung Rambung, Pantai Cermin, Sabtu (23/8/25). Sejak pagi, aroma dupa  memenuhi udara, sementara umat Buddha datang silih berganti untuk memberi penghormatan dalam perayaan ulang tahun Thai Shang Lau Cin, salah satu dewa yang sangat dimuliakan dalam tradisi Tridharma.

Di halaman vihara, tenda-tenda sederhana berdiri, menyajikan makanan dan minuman untuk para umat yang datang. “Sejak pagi tadi banyak orang berdatangan untuk berdoa. Kami menyediakan makanan dan minuman sebagai wujud kebersamaan. Saya merasa bahagia melihat antusiasme umat yang hadir,” ujar Aan, pengurus vihara, dengan senyum lega.

Yang membuat perayaan semakin istimewa, hadir pula Ketua DPRD Kota Medan dan juga merupakan ketua Permabudi Sumatera Utara, Drs. Wong Chun Sen Tarigan, M.Pd.B. Dalam kesempatan itu, Wong menyampaikan apresiasinya atas semangat umat Buddha yang begitu antusias, bahkan banyak yang datang dari luar daerah. “Tidak hanya warga sekitar Pantai Cermin, dari Medan pun banyak yang hadir. Ini menunjukkan bahwa nilai-nilai kebersamaan dan spiritualitas tetap hidup di tengah masyarakat,” katanya.

Perayaan tersebut juga dihadiri Ketua PTITD. SI (Perhimpunan Tempat Ibadat Tridharma Se Indonesia), Budi mengatakan pentingnya memahami makna sejati Thai Shang Lau Cin, bukan sekadar memandangnya sebagai sosok individu. Ia menjelaskan, “Thai artinya Agung, Shang berarti Tinggi, Lao adalah Tua, dan Cin bermakna Mulia. Sebelum dunia ini terbentuk, sudah ada kesadaran dan kekuatan yang Maha Agung serta Sempurna. Itulah yang diwujudkan dalam sosok Thai Shang Lau Cin.”

Menurut ajaran Tridharma, Thai Shang Lau Cin dikenal sebagai Maha Dewa dengan pengetahuan luas, kebijaksanaan tinggi, serta peran sebagai penolong manusia dan penyelamat duniawi. “Tao adalah yang tertinggi. Dewa dan Buddha sesungguhnya satu inti,” tambahnya.

Di tengah kesederhanaan perayaan, tampak jelas nilai kebersamaan dan spiritualitas yang menjadi napas utama acara tersebut. Senyum umat yang baru selesai berdoa, aroma dupa yang masih mengepul di halaman vihara, menambah suasana hangat.

Bagi umat yang hadir, perayaan ini bukan sekadar ritual tahunan, melainkan momen mempererat persaudaraan dan mengingat kembali ajaran luhur tentang kebajikan serta keseimbangan hidup. (RS).

Baca berita terkini di Blokberita.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *