DPRD Langkat Tegas Tolak Pemindahan 4 Pulau Ke Sumut

Matthew anggota DPRD Langkat. (foto : dok)

BLOKBERITA.COM – Anggota DPRD Kabupaten Langkat, Matthew Diemas Bastanta, menyatakan penolakan tegas kebijakan pemindahan 4 pulau di Aceh Singkil ke Sumatera Utara.

Kebijakan itu juga dinilai tidak hanya sembrono, akan tetapi berpotensi memicu konflik sosial, merusak harmoni antar daerah dan menimbulkan ketegangan horizontal antar masyarakat lokal yang selama ini hidup berdampingan.

” Pak Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian memang luar biasa,” katanya.

” Saat rakyat sedang jungkir balik menghadapi ekonomi sulit, angka kriminal tinggi, pinjol mencekik, dan rakyat kecil seperti ojek online jadi sapi perah aplikator, Pemerintah malah sibuk membuat keributan baru dengan memindahkan pulau. Apa Mendagri tidak sadar langkah ini berpotensi merobek tenun kebangsaan yang sudah dirajut sejak 1945,” ungkapnya pada wartawan, kemarin.

Selain itu, dia menambahkan bahwa pemindahan sepihak ini mengabaikan semangat konstitusi dan semestinya dibatalkan. Dinilainya bahwa kebijakan itu tidak dilandasi kebutuhan mendesak rakyat Sumut maupun Aceh.

Serta mengalihkan fokus dari persoalan-persoalan nyata yang lebih genting bahkan penambahan wilayah baru seperti pulau aceh ke sumut hanya akan memperberat beban administrasi dan pembangunan daerah bagi Sumatera utara.

” Kepada Gubernur Sumut, urus saja dulu Sumut yang ada sekarang ini. Gak usah mengambil pulau Aceh itu kalau hanya akan menjadi beban tambahan bagi pekerjaan di Sumut. Jangan menumpuk pekerjaan baru kalau yang lama saja belum selesai,” katanya.

Dia juga menyindir Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, yang dinilai abai terhadap persoalan-persoalan mendasar yang dihadapi masyarakat, termasuk di Kabupaten Langkat.

” Gubernur Sumut Bobby juga sama saja setali tiga uang. Janji kampanye soal kolaborasi Sumut Bermartabat tinggal slogan. Desa tertinggal belum dibenahi, masyarakat kabupaten Langkat masih menjerit karena infrastruktur tak memadai, dan banyak sekali program pemerintah yang belum merata dan di rasakan oleh masyarakat langkat, bahkan Stadion Teladan pun seperti proyek hantu. Jadi untuk apa menambah pulau, kalau daratan saja masih terbengkalai,” pungkasnya. (JJ)

 

Exit mobile version